Thursday, November 26, 2009

Siluet


Pucat pasi aku melihat bayangan itu
Bukan karena takut kemudian bulu kudukku berdiri
Aku terperangah akan kelakuan manusia
Yang selama ini aku damba


Aku melihatnya berjalan menembus malam
Tapi ini tidak biasa
Aku ingin sekali menyapa
Hanya saja ia tidak sendiri


Lalu, bersama siapakah dia
Aku hanya mampu berdiam diri di kejauhan
Berharap ia tak menengok ke belakang
Mataku nanar melihat siluet dua sejoli

Meski hati meratapi
Tapi lidah kelu tak bernyali
Aku berusaha tegar sampai pada kulminasi kondisi
Namun airmataku tak terbendung lagi

Aku berkata pada diriku sendiri
Aku tidak cemburu
Lagipula aku siapa?

Friday, November 20, 2009

Sembilu Senja


Matahari tenggelam membuat jiwaku resah
Memburu mata ke peraduan di mana sang surya hendak menuju
Dan semakin hilang ia hingga penglihatan ini tak mampu menembusnya

Selongsong bayangan yang melekat itu tampak semakin nyata
Seolah tak percaya ia datang ketika sang surya hilang

Ia melewatiku begitu saja
Dengan senyum datarnya
Sedikitpun tak diliriknya aku
Serasa lumpuh seluruh tubuhku

Senja yang dulu selalu membuatku terpesona akan keindahannya
Kini seolah menjadi belati yang menusuk jiwa
Meski raga tetap berdiri tegak
Kehancuran hati ini siapa yang mampu menenggak

Oh, mimpi
Aku terperanjat tiba-tiba
Dan tak mendapati apa-apa
Apalagi kabar berita

Seolah semua sudah tertutup tentangnya
Atau aku memang tak berhak mengingatnya
Padahal kenangan lama yang tercipta
Bukan aku yang membuatnya

Senja, sungguh tega dirimu menghalau segala harapan
Jika engkau tiba setelah teriknya matahari
Apakah hanya matahari harapanku
Tidak.. aku masih mampu berdiri
Hanya waktu yang mampu untuk berkata setia

Aku tergenang dalam kehampaan yang tak mampu aku tepis
Aku terkukung keadaan yang tak aku ingini tapi tetap kujalani
Aku salah dan tetap kuulangi
Aku tak tahu harus bagaimana lagi

Kakiku sudah sulit kugerakkan
Aku ingin berdiam di sini
Dan menanti siapapun dia yang Allah berikan
Berharap ia sebaik yang dulu kuimpikan

Hujan



Aku selalu ingin bercerita tentang hujan
Dalam alunan rima bergema
Meski sendiri bernyanyi
Namun hati terasa sejuk sekali

Hujan selalu membantuku ungkapkan rasa
Ia datang saat aku sedih dan gembira
Meski tak ada kabar yang menyapa
Namun aku selalu menikmatinya

Bahagia saat hujan turun
Sebenarnya tidak juga
Tapi aku akan ceria bila teringat memori lama
Kemudian aku bersandar dan terlelap tidur

Aku inginkan kebahagiaan 
Sama seperti kemarau merindukan hujan
Seperti itulah jiwaku sekarang

Sepi, sendiri, sunyi..

Di Mana Rimbanya


Aku tak tahu di mana rimbanya
Rinduku sudah habis terbuang
Tapi kurasa ia tak percuma
Karena itu kubuang lalu ku pungut lagi

Lebih baik disimpan
Walau itu tak mempan
Menyembuhkan segala angan

Ini tak kuanggap penderitaan
Hanya sekedar ujian kehidupan
Karena itu aku tak mau panjang angan

Tapi naluriku terus saja mengharap ketidakpastian
Satu hal yang pasti aku yakin perubahan adalah kepastian
Meski raga menolak namun hati bersikeras
Karenanya aku lumpuh tak berdaya

Jika aku bangkit itu bukan karena dia
Untuk apa hidup dengan rasa kecewa
Meski hati menolak atas apa yang diucap
Tapi takdir suatu hari pasti terungkap

Thursday, November 19, 2009

Bayang-bayang Usang

Kemana perginya hidupmu
Aku melihatmu seolah mati
Tapi sekaligus melihatmu menikmatinya
Aku salah tingkah menatap nanar geliatmu

Sungguh aku miris akan keadaan ini
Apa sebaiknya aku mengalihkan mataku darimu
Aku tak tega berpaling
Tapi meski kutatap selekatnya, kau tak bergeming
Seolah aku tak ada

Apa gunanya diriku ini
Apa sesungguhnya yang ada dalam pikiranmu
Kemana perginya idealisme yang dulu sama-sama kita bangun
Kemana, wahai saudara seperjuangan

Aku masih menatapmu
Tapi kau tak pedulikan aku
Apa gunanya aku

Semoga kau menemukan jalan hidup terbaikmu
Jika saja waktu mengantarmu dalam keistiqomahan kembali
Aku akan segera menyambutmu
Dengan senyumku

Sahabat, jangan kau tanggalkan semua hasrat kepada Rabbmu
Aku tak mau berjuang sendiri
Kembalilah
Tak ada yang lebih indah, jika ukhuwah yang dulu
Kembali bersemi

Wednesday, November 11, 2009

Ia Tak Menyapaku

Beribu kali kau berucap maaf
Namun aku tetap saja bertahan
Meski sikapmu seolah enggan
Aku masih saja melangkah mantap

Hingga aku berjalan tanpa kepastian
Mengekor bayanganku sendiri
Membiarkannya berjalan sesukanya
Karena aku benar-benar kehilangan hati

Hati yang senantiasa menemani hari-hariku dulu
Kini aku seperti tersesat
Tersesat dalam pikiranku sendiri
Dan dia takkan pernah peduli lagi

Kusadari harusnya ia tak terbatas
Tapi keegoisanku mengharap ia segera berbalas
Ujian kesabaran ini menghasilkan hati yang lapang dada
Meski godaan selalu siap menyergap

Aku selalu menunggu kepastian tiba
Meski kehadirannya terasa ada
Tapi akhirnya ia tak menyapaku, lalu pergi
Dihembuskan angin malam sunyi yang biasa menemani

Sekali lagi aku ditinggalkan
Sekali lagi aku dikecewakan
Sekali lagi menghela napas panjang
Sekali lagi mengharap ia pulang

Aku takkan pernah berhenti berharap
Yang terbaik pasti Allah berikan
Semua orang boleh mengaku cinta
Tapi hasratku tak mungkin berpindah

Aku bukanlah bidadari
Aku bukanlah manusia yang sempurna
Dan aku bukanlah peri

Karena kesetiaan tidak mampu aku bayar
Karena kesetiaan langka dan mahal
Karena kesetiaan adalah keimanan

Sunday, November 8, 2009

GELAYUT SUTRA BIRU

Indah nian kau bertahta di hatiku
Menembus kalbu sutra biru
Bagai raga yang mengharap jiwa

Tiada terusik
Tiada tersentuh oleh gamangnya rasa
Ingin kuberlari membelah jalan itu
Ingin kumeraih asa itu

Maka diamkanlah galau ini
Dan biarkan kumenggapainya
Dengan hati tawadhu

-Pf.10/08/04

OPTIMIS

Demi cinta yang suci
Aku tak mau mengotori hati
Demi menjaga hati
Biarlah aku berkorban diri

Asalkan dapat restu dari Ilahi
Izinkan aku untuk menghindari
Kemelut jiwa selaksa hati
Yang inginkan dirimu tak pelak lagi

Namun apa daya diriku ini
Bila cintaku tak layak bersemi
Mungkin takdir belum menghampiri
Tapi kuyakin janji Allah kan pasti

Membimbing diriku di jalan ini
Jalan yang ditempuh para da'i

Telah kuikuti petunjuk Sang Robbi
Untuk kembali meniti hari
Dan merenungi dosaku selama ini
Hingga menjadi insan yang suci di hari nan fitri

-pf.8-11/09/07

PESAN DARI KALBUKU

Yaa Allah
Aku tidak tahu apa yang sedang dia lakukan sekarang
Tapi izinkan aku mendoakannya
Semoga dia menjalani hari-harinya diiringi dengan ridhoMu

Berikan dia kesabaran wahai Rabbku
Berikan dia kemudahan untuk lulus dari ujianMu
Jangan biarkan dunia membuatnya lalai terhadapMu

Yaa Rabb
Berikan dia kelapangan dada (salimatush-shadr) dalam mencapai tujuannya
Dan berikan dia jalan untuk senantiasa istiqomah

Aku tak bisa menjumpaimu dengan perasaan menggebu seperti ini
Aku harus menghindarimu supaya kita terjaga dari mampirnya sebuah dosa dan maksiat

Beri aku waktu untuk melupakanmu walau aku tak bisa
Walau kau sepertinya telah menangkap pesan dari kalbuku
Tapi aku takut pada Rabbku, jika pesan itu kusampaikan dengan lisanku

Semoga kau menjadi kekasihku di surga
Berdua kita menyelami indahnya taman yang kekal selamanya
Oh kasihku, kumerindu padamu..

--pf.04/01/07

DIA YANG KUNANTI

Yaa Allah
Sampaikan rinduku padanya
Sebab ku tak mampu melangkah pasti karena menanti
Dan katakan padanya
Jeritan hati ini

Kau tahu mulutku selalu bungkam
Padahal amat sangat merindu dendam

Oh..panjangnya hari.. Seakan lama nian
Jikalau saja aku sanggup berlari
Menembus sebuah keajaiban

Tapi Kau membuatku bertahan
Demi mencapai lebih dari keajaiban
Ia adalah kekekalan yang Kau ciptakan
Untuk dua insan yang saling mencinta karena iman

-pf. 24/05/08

Awan Kelam



Senja ini aku mendongak ke langit
Tampaknya awan biru dan jingga tengah bertarung sengit
Tapi hatiku makin terhimpit
Dan memilih untuk tetap di ruang sempit

Hingga tak kupedulikan pertarungan itu terhantam
..Oleh awan hitam
Karena hatiku masih saja kelam

Sampai terdengar alunan lagu lama
Malah makin mengoyak jiwa

Jiwaku rapuh..Jiwaku butuh
Jiwaku merindu..Jiwaku beradu

Yang pasti
Ingin kudapati
Bukanlah awan hitam yang datang
Lalu serta merta menghadang

Tapi..
Awan cerah yang menentramkan hati..

-pf. 24/05/08

TAK PERLU RINDU

Tak perlu rindu itu
Dan tak perlu tangis tersedu
Karena tersesat bila kau tak dapat
Karena rindu adalah kesenangan sesaat

Bila rindu tak jua reda
Maka banyaklah mengingatNya
Niscaya hatimu akan merasa tenang
Dan langkahmu akan dihiasi jalan terang

Tak perlu rindu itu kau dendam
Hanya keyakinan yang patut kau genggam
Emosi jiwa mungkin tak mampu kau redam
Tapi syahid kau dapat bila mampu memendam

Rindu bolehlah sesekali
Hanya harapan dariNya tawakkal sebagai bukti
Mungkin hasratmu terjerat dalam bui
Meski sang kekasih selalu lekat di hati

--20/05/08

MENANGIS UNTUKMU


Aku sedih
Bila mengenangmu..
Bila mengingatmu..
Bila memasrahkanmu..
Bila kehilanganmu..

Tapi cinta adalah indah
Meski menderita karenanya
Hanya saja sedikit yang paham
Sedalam apa ia tertanam

Sekuat tenaga kusembunyikan
Takkan mampu membendung badai
Karena ia seolah segalanya tak tergantikan
Hingga selalu muncul rasa ingin mencapai

Sering kuberucap, apakah salah dengan yang kurasakan
Karena sakitnya hingga melumpuhkan kemampuan untuk melupakan
Kenangan terindah yang aku menjadikannya harapan
Walau belum tentu ia akan menjadikannya kenyataan

Bila menangis, aku untukmu
Berharap Allah menjadikanmu untukku
Walau aku tak bermaksud memaksa
Tapi doa itulah obat ketika aku tersiksa

--18/11/07

AKU MENANGIS


Aku tersedu dalam diamku
Aku terpuruk dalam tegarku
Aku terhempas dalam gemingku
Aku berlari dalam dudukku

Gundah ini menyesakkan dada
Tak seharusnya aku sengsara
Oleh jumawa tak berpendar rasa
Tapi tangisku adalah tawa..

--16/05/08

DI BAWAH NAUNGAN ILAHI

Ketika dua insan bertukar hati
Hari-hari menjadi misteri
Bak lidah hendak mencaci
Namun sang maut mengingatkan mati


Dan hidup bukanlah sirri
Maka bukalah pintu hati
Jangan berkutat diri
Dengan nafsu yang tidak terpuasi

Sadarlah hidup dalam genggaman Robbi
Dan hanya Dialah Sang Pemilik Hati

--06/08/04

ASA YANG TERTANGGALKAN



Rasanya asing...
Sekian lama aku menghilang
Hilang juga suara nyaring
Seolah aku sedang melanglang
Padahal aku di sini menunggu angin membuatku terbang

Kutorehkan kata
Berarti kutorehkan luka
Maka sekian lama tak jumpa
Hanya rindu yang terasa

--13/05/08

SUNGGUH



Aku tahu kau tak butuh aku
Aku tahu kau hanya menampakkan bijakmu
Aku tahu kau tak pernah memikirkanku
Aku tahu di hatimu tak ada aku

Tapi,
Aku takkan lupa kebaikanmu
Aku takkan lupa kelembutan hatimu
Aku tak bisa mendustai hati
Aku tak bisa mengingkari nurani

Karena,
Aku butuh dirimu
Aku, sungguh mencintaimu...

--13/05/08

Airmataku


Nyanyian hati tak kunjung kumengerti
Hanya lirih, hatiku merintih
Kusedih, namun tak kusadari
Hingga airmata jatuh ke pipi
Tersendat kumencaci
Namun yang kusayangi,
Takkan pernah mengingati

--16/08/04

SELAKSA JINGGA

Berkhayal di kala senja
Sekilas diriku jadi jumawa
Karena indahnya wajah sang surya
Dikelilingi lazuardi jingga


Melembut hati tak sungkan lagi
Tuk ikuti kata sanubari
Yang melunglai dan hentikan diri
Tinggalkan asyiknya duniawi


Wahai Pelindung jiwaku
Pacu diriku tuk gapai ridhoMu
Tinggal selaksa adanya aku
Menunggu bangkit tegaknya wasilah dienku...


-pekan ke 2 Agustus 2004

MEMBERI ARTI

Sang fajar hendak bergeliat
Seolah tanda manusia harus bersiap
Memenangkan hari dengan mantap
Namun ia keburu malu demi melihat
Kita tidak menyantap kitab


Tapi kodrat tak mampu ia lawan
Inginnya dia kembali gelap
Apa daya bila harus menempuh siang
Kulihat di lazuardi, ia semakin terang


Seolah ingin membakar jiwa-jiwa
Penuh dosa di alam fana
Agar sadar dunia baqa


Meredup ia hingga senja

Seketika lunglai di peraduan
Tak dinyana dari tabir rembulan
Ia melihat lebih banyak dosa


Namun ia tak bisa menutup mata

Menangispun tak bisa
Hanya bintang-bintang setia temaninya
Memaksanya pasrah dan berdo’a


Wahai insan...
Tidakkah malu pada kesucian sang surya
Melihat jelas kerusakan yang dibuat manusia
Adakah adanya kita
Memberi arti pada dunia
Dan mendapat harga di mataNya


-pf.06/03/07

HAK JIWA

Suatu duka tak mungkin berulang derita
Bila semua membela hak jiwa

Tersadarkan oleh keringnya lidah tak berkata
Hingga kuhirup hiruk pikuk letihnya rongga

Rongga iman yang mengusik nadi
Menuju genta tak bersuara
Melilit leher ini hingga syaraf meronta


-Pf.03/04/07

YANG KURASA SAAT INI

Hingga kini yang kurasa adalah berat
Apakah karena hatiku berkarat

Ah, pasti bukan aku saja
Pasti semua merasanya


Mengapa semua terjadi bila tak kuhendaki
Satu kata untukku yang dahaga ini, KasihMu..

Kasih yang tidak terlihat oleh mata
Yang dikehendakiNya saja yang bisa mendapatkannya


Anugerah takkan pernah surut
Dan terhempas oleh ego si lemah

Tak bernyali walau sedikit
Ia bagaikan buih yang meluap tajam..


-pf.22/08/04

Tuk Diriku Yang MerindukanMu

 
Kupandangi langit biru
Indah nian kuberkata
Tak ayal lagi senja itu
Kan datang menutup cerah

Hingga kuberlari tanpa henti
Tertohok oleh rasa enggan ini
Yang menghamparkan kesesakan
Sampai harga diri ini bertumbangan

Akhir ini, jalan ini, kutemui
Dan tak seorangpun tahu
Hingga kuterhempas
Diam seribu bahasa mereka itu
Ketika tersadar kuterlepas

Bukan..
Bukan itu sebabnya..
Aku.. Aku yang nista ini hilang harga dirinya
Demi sebuah asa hampa
Kuterduduk Kutermenung
Dan hati ini ingin berteriak

Yaa..Rabb
Sesungguhnya ada rasa itu
Rasa takut..
Tak terperikan di hatiku
Berikan cahaya itu

Yaa..Ilahi
Aku ingin kembali..MerengkuhMu
Merajut kasih bersamaMu
Wahai Sang Pencerah Hatiku..

-pf.05/08/04

Mengapa

Mengapa mereka pesimis
Padahal aku sungguh optimis
Mengapa mereka berkata sudahlah
Padahal hatiku tak ingin menyerah

Mengapa mereka bilang berhenti
Padahal aku baru mulai meniti
Mengapa mereka berkata terimalah kenyataan
Padahal justru aku sedang menghadapi kenyataan

Mengapa mereka bilang jangan terlalu mengharapkan
Padahal Allah punya berjuta kerahmatan
Mengapa mereka berkata sulit
Padahal itu hanya pandangan sempit

Mengapa mereka bilang tak usah berkelit
Padahal aku tidak melawan sengit
Mengapa akhirnya aku dibiarkan
Padahal aku masih butuh didoakan

Masih berjuta mengapa yang tak sanggup aku ungkapkan
Sungguh khawatir bila yang hadir adalah keegoisan

*Merenungi untuk menata kembali...

Kepak Sayap-sayap Patah


Selongsong petir manyambar telingaku yang sedang diam
Aku gundah dan merasa sudah tak bernyawa
Bila saja aku melakukan yang lebih baik dari kemarin
Kemurkaan ini takkan pernah menghampiri

Aku beruntung masih ada indera yang bisa berbicara
Aku kerahkan ia supaya berguna dan menghapus dosaku di masa lalu
Aku tergerak memberi lebih namun aku tak mampu mendengar lagi
Sampai kesabaran memberi peluang hingga Dia datangkan anugerah

Kini aku bisa mendengar lagi dan lebih sempurna
Sesempurna upayaku untuk mendayagunakannya
Karena aku tak ingin kehilangan ia lagi
Jika saja Dia mengangkat penglihatanku apa jadinya duniaku

Kini saatnya bangkit dari kesilapan
Sayap-sayap yang sejak lama terluka harus aku obati
Meski sudah patah dan hampir tak berguna
Namun dengan pertolonganNya, pasti bisa ku kepakkan

Andai kehidupan diperpanjang sesuai kemauan manusia
Tentu mereka akan berbuat semaunya
Tak ada lagi takut
Tak ada lagi akhlak yang patut

Duhai Allah, tunjukkanlah jalan yang benar
Aku tahu Engkau ingin pererat ukhuwah kami
Maka ridhoilah segala upaya kami mewujudkannya
Tak ayal lagi, karena yang benar datangnya dariMu, yang salah pasti dari kami..

*yang mencoba kembali mengepakkan sayap2 patahnya..

Monday, October 5, 2009

Kerinduanku


Bagi seorang pecinta sepertiku
Tak mengapa sakit fisik daripada sakit hati
Meski penyesalanmu mungkin menusuk jantungku
Walau bagaimanapun kesalahanmu memang harus diperbaiki


Aku tak berprasangka kau menginginkanku
Aku hanya bisa munajat 'tuk sekedar menemuimu
Melihat bayanganmu sudah surga bagiku
Aku takkan melayang menginginkan yang lebih dari itu


Aku tak ingin menjadi egois disebabkan kerinduan
Karena hanya bahagia dikala bertemu
Tapi hati manjadi sedih disaat berpisah
Maka tak salah pernyataan bahwa perpisahan itu menyelamatkan


Jika kau tak merasa indah dengannya, maka jangan kau ulangi
Aku tak berharap lebih dari sekedar mendengar suaramu
Terlalu banyak yang menghampiri, hanya engkau yang kuingini

Signed on October 5th, 2009

Hampa

Hampa adalah bahasaku sehari-hari
Sudah lama ia mengikuti kemana aku pergi
Hingga akhirnya aku lelah berlari
Aku terdiam di sini
Menunggu sepi itu pergi

Sampai kini aku masih berdiri
Entah apa yang menguatkan kaki ini
Bila kau tak datang hari ini
Mungkin saja esok hari

Signed on 30/04/09

Fatamorgana

Bias sudah sendu yang dulu
Kini hanya berbekas jejak tak bertuan
Perjalanan terasa makin melelahkan
Karena napas menjadi sesak disebabkan rindu

Rinduku takkan pernah terbayar oleh dunia
Ia hanyalah fatamorgana
Ia hanyalah fana

Meski waktu senantiasa mengiringi nyanyian hati
Untuk apa bila kau tak ada di sisi

Signed on 30/04/09
Protected by Copyscape Plagiarism Checker