Bukan karena takut kemudian bulu kudukku berdiri
Aku terperangah akan kelakuan manusia
Yang selama ini aku damba
Aku melihatnya berjalan menembus malam
Tapi ini tidak biasa
Aku ingin sekali menyapa
Hanya saja ia tidak sendiri
Lalu, bersama siapakah dia
Aku hanya mampu berdiam diri di kejauhan
Berharap ia tak menengok ke belakang
Mataku nanar melihat siluet dua sejoli
Meski hati meratapi
Tapi lidah kelu tak bernyali
Aku berusaha tegar sampai pada kulminasi kondisi
Namun airmataku tak terbendung lagi
Aku berkata pada diriku sendiri
Aku tidak cemburu
Lagipula aku siapa?