Friday, November 20, 2009

Sembilu Senja


Matahari tenggelam membuat jiwaku resah
Memburu mata ke peraduan di mana sang surya hendak menuju
Dan semakin hilang ia hingga penglihatan ini tak mampu menembusnya

Selongsong bayangan yang melekat itu tampak semakin nyata
Seolah tak percaya ia datang ketika sang surya hilang

Ia melewatiku begitu saja
Dengan senyum datarnya
Sedikitpun tak diliriknya aku
Serasa lumpuh seluruh tubuhku

Senja yang dulu selalu membuatku terpesona akan keindahannya
Kini seolah menjadi belati yang menusuk jiwa
Meski raga tetap berdiri tegak
Kehancuran hati ini siapa yang mampu menenggak

Oh, mimpi
Aku terperanjat tiba-tiba
Dan tak mendapati apa-apa
Apalagi kabar berita

Seolah semua sudah tertutup tentangnya
Atau aku memang tak berhak mengingatnya
Padahal kenangan lama yang tercipta
Bukan aku yang membuatnya

Senja, sungguh tega dirimu menghalau segala harapan
Jika engkau tiba setelah teriknya matahari
Apakah hanya matahari harapanku
Tidak.. aku masih mampu berdiri
Hanya waktu yang mampu untuk berkata setia

Aku tergenang dalam kehampaan yang tak mampu aku tepis
Aku terkukung keadaan yang tak aku ingini tapi tetap kujalani
Aku salah dan tetap kuulangi
Aku tak tahu harus bagaimana lagi

Kakiku sudah sulit kugerakkan
Aku ingin berdiam di sini
Dan menanti siapapun dia yang Allah berikan
Berharap ia sebaik yang dulu kuimpikan

0 komentar:

Post a Comment

Protected by Copyscape Plagiarism Checker