Wednesday, November 11, 2009

Ia Tak Menyapaku

Beribu kali kau berucap maaf
Namun aku tetap saja bertahan
Meski sikapmu seolah enggan
Aku masih saja melangkah mantap

Hingga aku berjalan tanpa kepastian
Mengekor bayanganku sendiri
Membiarkannya berjalan sesukanya
Karena aku benar-benar kehilangan hati

Hati yang senantiasa menemani hari-hariku dulu
Kini aku seperti tersesat
Tersesat dalam pikiranku sendiri
Dan dia takkan pernah peduli lagi

Kusadari harusnya ia tak terbatas
Tapi keegoisanku mengharap ia segera berbalas
Ujian kesabaran ini menghasilkan hati yang lapang dada
Meski godaan selalu siap menyergap

Aku selalu menunggu kepastian tiba
Meski kehadirannya terasa ada
Tapi akhirnya ia tak menyapaku, lalu pergi
Dihembuskan angin malam sunyi yang biasa menemani

Sekali lagi aku ditinggalkan
Sekali lagi aku dikecewakan
Sekali lagi menghela napas panjang
Sekali lagi mengharap ia pulang

Aku takkan pernah berhenti berharap
Yang terbaik pasti Allah berikan
Semua orang boleh mengaku cinta
Tapi hasratku tak mungkin berpindah

Aku bukanlah bidadari
Aku bukanlah manusia yang sempurna
Dan aku bukanlah peri

Karena kesetiaan tidak mampu aku bayar
Karena kesetiaan langka dan mahal
Karena kesetiaan adalah keimanan

0 komentar:

Post a Comment

Protected by Copyscape Plagiarism Checker